Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang pangsa pasarnya sangat menjanjikan di Indonesia, Hal ini terbukti dari setiap pasar pasti ada penjual ikan mas tersebut dan biasanya banyak di minati pembeli. cara budidaya ikan mas ternyata sangat mudah untuk di lakukan karena ikan ini sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan air kolam baik itu kolam tanah, beton dan terpal.
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas : Actinopterygii
Bangsa : Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.
Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:
1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling
pendek;bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya
gesit;perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik
lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya
lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan
panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif
panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa
bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air;
perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif
panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih
gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara
3,5:1.
5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna
sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau
kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail
Indonesian carp,long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long
tail shusui nishikigoi,shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail
hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku
nishikigoi.
Syarat hidup Ikan mas adalah sebagai berikut :
1. Kolam memiliki tanah liat/lempung tidak berpasir.
2. Kemiringan kolam 3-5%
3. Ketinggian lokasi 150-1000 m dpl
4. Air dalam kondisi bersih
5. Debet air kolam tenang 8 - 15 l/detik/ha
6. Keasaman air (pH) 7-8
7. Suhu air 20-25 C
Cara Budidaya Ikan Mas :
1) Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam
dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
a. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya.
Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter
persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200
meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan
dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu
bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang
sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
b. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas
kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk
kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk
dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah
ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah
pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu
pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai
paralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam
penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga
untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam
penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
c. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan
pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama
dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per
petak.Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan
dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran
dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir
adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk
memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah
pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air
sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas
diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu
untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,
baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),
cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur
kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk
memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring/scoopnet yang
halus, ayakan
panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk
mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur
yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur
secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan
penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut
benih),sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco
(untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan
konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu
keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar),
jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan
konsumsi).
3) Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb.Dalam
menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah
pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk
memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi,
diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing
dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk
buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
Pembibitan
1) Pemilihan Bibit dan Induk
Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin
meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan
maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas
baik.Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada
kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya
pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur
dengan
teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol,
pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan
pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu
dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.
Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang
untuk dipijah adalah sebagai berikut:
a. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor;
Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
b. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
c. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak
putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak
jernih.
d. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
e. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a) Betina
- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
b) Jantan
- Badan tampak langsing.
- Gerakan lincah dan gesit.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
2) Sistim Pembenihan/Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:
a. Sistim pemijahan tradisional
Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
- Cara sunda:
(1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari,
induk dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur;
(3) setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.
- Cara cimindi :
(1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit
berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk
dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
(2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan
diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
(4) tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.
- Cara rancapaku:
(1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit
berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk
dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan,
batas pematang antara terbuat dari batu;
(2) disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar
merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari
tanah;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
(4) setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.
- Cara sumatera:
(1) luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur,
kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada
sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
(2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
(4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
- Cara dubish:
(1) luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling
dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada
pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan
kolam penetasan;
(2) sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
(4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
- Cara hofer:
(1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.
b. Sistim kawin suntik
Pada sistim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur
dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise
ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor
(berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah
suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang
melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif.
3) Pembenihan/Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
a. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
b. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan
suhu berkisar 25 derajat C.
c. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
d. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan
seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
e. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet
diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan
takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.
4) Pemeliharaan Bibit/Pendederan Pendederan atau pemeliharaan anak ikan
mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini
dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah
siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih
dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan
dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit
diseuaikan dengan ketentuan.
Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm);
jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1
bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.
b. Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang
disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran
benih menjadi 3-5 cm.
c. Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang
disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran
benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5%
dari jumlah bobot benih.
d. Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang
disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih
menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari
jumlah bobot benih.
5) Perlakuan dan Perawatan Bibit
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan
pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali
sehari
selama 3 minggu.
Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
b) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan
dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk
jantan dan betina.
1) Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP 10
gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam diisi
air 39-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam
disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC,
Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga
dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air
ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung
pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka
padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan
pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
2) Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan
buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang
cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari.
Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban
diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning
telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat
suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain
kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.
3) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah
menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta
tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
Hama dan Penyakit Ikan Mas
Hama
1) Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2) Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit
diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3) Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
4) Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan;
pemagaran kolam.
5) Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6) Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.
Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7) Ikan gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
8) Belut dan kepiting Pengendalian: lakukan penangkapan.
PANEN
8.1. Pemanenan Benih
Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan
alat alat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan
sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar,
seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai
penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan
air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak
penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen.
Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi
dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini
dimaksudkan untuk
menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan
tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam
pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar
ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak.
Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring
dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah
dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat
diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.
8.2. Cara Perhitungan Benih
Untuk mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan dalam bak
penyimpanan maka sebelum dijual, terlebih dahulu dihitung jumlahnya.
Cara menghitung benih umumnya dengan memakai takaran, yaitu dengan
menggunakan sendok untuk larva dan kebul, cawan untuk menghitung
putihan, dan dihitung per ekor untuk benih ukuran glondongan.
Penghitungan benih biasanya dengan cara:
a) Penghitungan dengan sendok.
b) Penghitungan dengan mangkok.
8.3. Pembersihan
Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada
saluran di tengah kolam, selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian
yang lebih dalam dengan ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air
menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam
tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada yang
ketinggalan dalam kolam. Benih ikan tersebut semuanya disimpan dalam
bak-bak penampungan yang telah disiapkan.
8.4. Pemanenan Hasil Pembesaran
Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen
total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat
berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara
mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak
pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu
pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan
menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan
secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
9. PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
Berita Terkait