Galau, mungkin Anda sudah tidak
asing dengan kata-kata tersebut. Galau adalah bahasa gaul untuk menggambarkan
sebuah kondisi di mana seseorang merasa murung, sedih, bingung dan biasanya
terjadi pada remaja
yang sedang melalui masa pencarian jati diri. Walaupun
tidak menutup kemungkinan sering dialami oleh orang dewasa.
Remaja yang terlalu sering galau
dapat terkena gangguan bipolar. Bipolar adalah gangguan jiwa yang terjadi
secara berulang-ulang dalam rentan waktu yang lama dan berlangsung selama
seumur hidup. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala perubahan alam
perasaan.
“Remaja yang dikenal sedang mengalami
masa-masa galau, memang sangat mudah terserang depresi,” ujar Kepala Departemen
Psikiatri RSCM, Dr Ayu Agung Kusumawardhani, SpKJ(K). Agung mengatakan hal itu
saat menjadi pembicara dalam seminar media yang bertema ‘Gangguan Bipolar:
Dapatkah Dikendalikan’, di Jakarta seperti dilansir Antara.
“Kita harus lihat apakah itu hanya
berupa penyesuaian diri pada keadaan ataukah sudah merupakan episode depresi,”
kata Agung. Episode depresi terjadi pada orang yang mengidap masa depresi
setiap hari dengan minimum waktu dua minggu.
“Hal ini dapat terlihat dari
perilakunya, yang tidak mau bertemu dengan orang-orang, pesimistik, memikirkan
sesuatu yang nihilistik, maka kemungkinan untuk dapat terpicu bipolar 30
persen,” ujar Agung.
Ketua Seksi Bipolar Perhimpunan
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), dr.Handoko Daeng, SpKJ(K),
yang turut hadir dalam seminar tersebut menjelaskan bahwa antara depresi
reaktif dan depresi bipolar itu harus dibedakan dengan beberapa tes tertentu.
“Jenis depresi yang berbeda, karena
setiap orang pasti dapat merasakan sedih dan pesimis. Namun bila itu terjadi
terus menerus atau disebut sebagai episode depresi , maka perlu dikhawatirkan,”
ujar Daeng.
Gangguan Bipolar kerap kali
menimbulkan ide untuk bunuh diri pada penderitanya, bahkan angka bunuh diri
bekisar 0,4 persen per tahun pada laki-laki dan perempuan yang terdiagnosis
bipolar. Tindakan bunuh diri seringkali terjadi saat awal sakit dan berhubungan
dengan episode depresi berat dan fase disforik agitatif khususnya setelah
episode depresi berat berulang, ujar Agung.
Dengan demikian, akan lebih baik
jika Anda selalu mengawasi emosi putra putri Anda yang sedang dalam masa
remaja. Perhatian dan kasih sayang Anda dapat membantu mereka melewati
masa-masa paling rawan dalam hidup mereka.
Berita Terkait